Catatan Dunia Menulis dan Kreativitas

11 May 2010

Belajar Detektif dari Monk

3:14 AM Posted by dee , 1 comment
Beberapa hari ini saya menghadapi dilema untuk memasukkan cerita pembunuhan dalam cerita anak.

Akan tetapi, setelah mengikuti dorama Amerika, Monk, saya agak memikirkan ulang untuk memasukkan cerita pembunuhan.

Monk adalah kisah seorang detektif yang mengalami masalah jiwa setelah kematian istrinya sehingga dipecat dari kepolisian San Fransisco. Meski demikian, kemampuannya yang hebat dalam memecahkan kasus kejahatan, membuatnya selalu dipakai pihak kepolisian. Selama ini saya selalu berpikir kalau mau menampilkan pembunuhan ya harus menampilkan mayatnya dan itu berarti menampilkan adegan yang terlalu vulgar untuk anak-anak.

Akan tetapi uniknya Monk tidak perlu itu semua untuk menyelesaikan kasusnya. Saya ingat salah satu adegan di mana ada kasus seorang laki-laki membunuh pacarnya dengan cara dipukul lalu digergaji. Yang ditampilkan di TV hanya jendela yang terkena percikan darah. Saat diotopsi, sama sekali tidak ditampilkan potongan mayat. Hanya omongan si dokter forensik saja.

Begitu juga dengan saat ada adegan perempuan yang mati tercekik karena syal lehernya terjepit lift.Hanya menggambarkan suara perempuan itu yang minta tolong dan kemudian meninggal. Satu-satunya penampilan mayat yang saya ingat adalah saat ada seorang pelayan yang meninggal, tapi tidak bisa ditemukan mayatnya. Setelah ketemu, baru deh kelihatan mayatnya. Tapi itupun hanya terlihat wajah pucat mayat. Tidak terlihat darahnya (padahal seingat saya matinya ditusuk. Hmm....mungkin ditusuknya dari belakang hingga tidak terlihat dari depan)

Anyway, ini adalah salah satu cara untuk memasukkan kasus pembunuhan akan tetapi tidak perlu menampilkan adegan vulgar. Akan tetapi, saya belum tahu seperti apakah model kasus pembunuhan yang melibatkan anak-anak. Hmm....

1 comment:

  1. Bermanfaat sekali, Mbak. Kebetulan lagi bikin materi untuk menulis cerita misteri. Nama Mbak saya cantumkan di daftar pustaka :)

    Terimakasih banyak

    ReplyDelete