Catatan Dunia Menulis dan Kreativitas

08 May 2014

Apa yang Saya Cari dari Sebuah Naskah

5:00 PM Posted by dee 5 comments
Ada banyak naskah fiksi yang masuk ke email redaksi Moka Media setiap harinya. Dari begitu banyak naskah yang masuk, mungkin hanya satu atau dua naskah yang menarik perhatian saya. Sebagian besar dari mereka hanya saya baca sekilas dan kemudian saya harus mengirimkan surat penolakan. Apakah ini berarti naskah mereka buruk? Nggak selalu. Yang saya temukan justru, naskah mereka tidak sepenuhnya tergarap dengan baik. 

Untuk menggampang tugas kamu 'membaca' pikiran editor, ini saya tuliskan beberapa hal yang saya inginkan justrggak selalu. Kebanyakan Mungkin kedengarannya jahat, tetapi dengan banyaknya tugas yang harus diemban editor, akhirnya inilah yang harus saya harus melakukan.


1. Tulisan yang sudah 'beres'
Tulisan yang sudah beres ini artinya, penulis mampu menulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ia mengerti EYD, ia mengerti cara menulis kalimat efektif. Ia mengerti bagaimana mendeskripsikan sesuatu, menulis narasi dengan benar. Kalaupun ada kesalahan, kesalahannya tidaklah fatal dan mudah diperbaiki. Intinya, tulisannya sudah enak dibaca. Biasanya saya melihat pada 10 halaman pertama, melihat sepintas di halaman tengah dan kemudian membaca ending. Bagaimana kalau naskah tersebut baru bagus pada halaman ke-11? Berarti penulis itu harus belajar menulis lebih efektif. Pengalaman saya sih, saya belum pernah bertemu dengan naskah menarik dengan pembukaan yang kurang menarik.

2. Ide cerita yang menarik.
Seperti apa ide yang menarik menurut saya? Ada sesuatu yang unik di sana, sesuatu yang membuat orang penasaran dan pada akhirnya ingin membuat orang membacanya. Sesuatu itu tidak mudah tertebak endingnya. Ada beberapa genre yang biasanya mudah diduga endingnya seperti romance. Tidak masalah jika memang mudah ditebak, tetapi jalan menuju ending itu tidak mudah. Atau ada gabungan konsep yang menarik untuk dibicarakan. Poin plus tambahan jika penulisnya sudah mampu menciptakan plot yang ketat yang mampu membuat pembaca enggan berhenti membaca.

Beberapa ide yang menarik misalnya, tentang adanya rahasia di penambangan intan di Kalimatan (ide Galuh Hati), kisah hidup seorang rocker yang alih profesi menjadi stand up comedian (Comedy of Juno), kisah remaja yang jatuh cinta pada sekuriti sekolahnya (ide Cinta Emang Bego) dan lain-lain. Tetapi menarik saja tidak cukup, ide tersebut harus memiliki potensi pasar yang bagus (banyak yang mau beli). Jika ide tersebut menarik dan sepertinya banyak orang yang mau membeli, saya akan mengambil naskah tersebut.


Kedua hal itu yang menjadi pertimbangan utama saya dalam mencari naskah. Nama besar penulis memang jadi pertimbangan, bahkan bisa saja mengalahkan dua pertimbangan di atas. Tetapi tetap saja, nama besar bukanlah jaminan pasti diterbitkan. Penulis bagus bisa saja menulis buruk. 

Mengenai Genre
Di bawah ini saya beri beberapa gambaran kasar karya yang saya cari.

Teenlit (secara umum)
Bahasa yang digunakan mudah dimengerti remaja. Plot bisa jadi ringan, tetapi bisa juga mengangkat sesuatu yang besar dan rumit (seperti tema tentang bullying atau hamil di luar nikah). Ada sesuatu yang disampaikan kepada remaja, sesuatu baru yang mereka dapatkan setelah buku ditutup. Coba baca: Orizuka, Winna Effendi, Ken Terate (Dark Love). Untuk luar negeri bisa membaca semacam Meg Cabot, Sarah Dessen, John Green. Tema-tema yang umum diangkat dalam teenlit: friendship, getting into trouble, interest in the opposite sex, money,divorce, single parents, remarriage, problems with parents, grandparents, younger siblings, concern over grades/school, popularity,puberty, race, death, neighborhood, and job/working (menurut wiki). Hindari berceramah. Hidup remaja sudah cukup sulit menghadapi orang tua dan guru, mereka tidak perlu mendapatkannya lagi dari fiksi.

Romance
Semua jenis romance diterima, tetapi dengan kerasnya persaingan novel romance, Anda perlu memberikan sesuatu yang unik di dalam novel Anda. Itu bisa berarti eksplorasi setting cerita yang menarik, ada unsur budaya yang kuat, tema yang jarang diangkat orang, dan lain-lain. Coba baca: Prisca Primasari, Windry Ramadhina, Nina Ardianti, Moemoe Rizal, Sabrina Ws, Yoana Dianika, dan lain-lain.

Fantasy
Sebenarnya tidak mudah menerbitkan novel fantasy di Indonesia, karena itu kecuali ide novel fantasy itu bagus dan tulisan si penulis menarik, mungkin aku akan lebih memilih naskah lainnya. Dua jenis fantasy yang aku cari adalah Low Fantasy dan Urban Fantasy. Jadi ada keterkaitan dengan dunia nyata. Epic/High Fantasy seperti Lord of the Ring masih belum masuk ke dalam radarku. Aku juga menyarankan gabungan dengan genre lain seperti romance. Cerita yang berdasarkan dongeng Indonesia juga boleh. Semisal timun mas versi modern.

Science Fiction
Aku mencari novel sci-fi yang mengangkat tentang time travel, kemampuan paranormal seperti  mind control, telepathy, telekinesis, dan teleportation. Jadi bukan sci-fi dengan dunia antah berantah seperti Star Wars atau Star Trek. Mimpi seperti film Inception juga boleh. Dunia dystopia, dunia paska kiamat juga boleh selama relevan dengan setting Indonesia. Rasa Indonesia yang kuat atau setidaknya masuk akal untuk setting Indonesia, menjadi pertimbangan utama. Jadi kalau teknologi yang kamu tampilkan rasanya tidak masuk akal untuk setting Indonesia, coba pikir ulang. Untuk Indonesia, Bumi-nya Tere Liye atau Touche-nya Windhy Puspitadewi boleh menjadi referensi bacaan.

Comedy
Comedy yang aku cari adalah comedy yang menawarkan premis yang lucu. Bukan sekedar slapstick seperti terpleset pisang, tetapi memiliki karakter tokoh yang lucu, situasi yang lucu, plot menarik dan ada pesan yang disampaikan ke pembaca. Singkatnya, saat membaca sinopsis saja, aku bisa merasakan kira-kira lucunya di mana. Karya Raditya Dika bisa menjadi patokan. Oh ya, rasa lucu setiap orang memang berbeda-beda. Tidak perlu selalu sampai tertawa terbahak-bahak. Kalau sudah bisa membuat orang tersenyum atau tergelak membaca tingkah laku si tokoh menghadapi masalah, itu juga sudah oke. :)

Horror dan Suspense
Inti dari horor adalah menakutkan. Jadi,aku mencari cerita yang menyeramkan, seperti mimpi buruk. Jangan digabung dengan comedy. Kalau mau seram, seram banget. Jangan nanggung. Cari tahu apa yang menciptakan mimpi buruk bagi seseorang dan apa yang benar-benar meneror orang. Untuk Indonesia, karya Eve Shi boleh dijadikan bahan bacaan. Luar negeri: Stephen King, R.L Stine. Cerita horror dan suspense yang berdasarkan dongeng atau urban legend juga boleh.

Untuk suspense, aku ingin naskah yang menampilkan cerita dramatis, penuh lika-liku dan ketegangan sepanjang cerita, tetapi tetap terasa suasana Indonesianya. Contoh karya: Lexie Xu, Luna Torashyngu.  Cerita detektif juga bisa diterima. Aku pribadi lebih suka detektif amatir, karena mungkin tidak mudah mengangkat tema detektif kepolisian. Tetapi kalau Anda sanggup sih nggak pa-pa juga.

Inspiratif
Aku mencari novel inspiratif yang menawarkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang ada di pasar saat ini. Bisa berdasarkan cerita nyata, tetapi harus diubah menjadi fiksi yang menarik pembaca: tidak mudah ditebak, ditulis dengan gaya bahasa yang menarik, karakter yang kuat, dan lain-lain. Inspiratif bukan berarti Anda harus berceramah. Bahkan sebisa mungkin hindari kesan berceramah atau tokoh yang terlalu putih sebagai suri teladan semua orang. Aku menginginkan tokoh yang manusiawi, apa adanya, dengan kesalahan, pemikiran ajaib, keunikannya dan lain-lain. Oh ya, setting kedaerahan yang kuat juga menjadi salah satu bahan pertimbangan. Diutamakan untuk pasar remaja dan young adult. Contoh: Laskar Pelangi Andrea Hirata. Lainnya: Life of Pi (Yann Martel), The Kite Runner (Khaled Hossaeni)

Ini hanya gambaran kasar saja. Kalau kamu punya ide yang mungkin nggak masuk kategori di atas, atau kamu punya ide yang aku cari, kamu bisa mengirimkan ide kamu ke: deetopia@gmail.com

04 May 2014

Mentoring #1: Bagaimana Saya Memilih Peserta Mentoring

8:44 PM Posted by dee 1 comment
Bagaimana cara mendapatkan penulis yang bagus? Ini adalah salah satu pertanyaan besar yang saya pikirkan sejak pertama kali saya menjadi editor. Dan mungkin, ini juga salah satu pertanyaan besar penerbit Indonesia.

Saat saya mencari penulis, saya ingin bukan sekedar penulis yang tahu bagaimana merangkai kalimat dengan baik. Ia juga harus mampu bercerita dengan baik. Hal terakhir inilah yang tidak mudah saya temukan. Ada penulis yang mampu menulis dengan baik, tetapi tidak mampu bercerita dengan baik. Sebaliknya, ada penulis yang tahu merangkai cerita dengan baik, tetapi tidak mampu menulis dengan baik.

Perpaduan keduanya sungguh sulit ditemukan.

Kemudian saya menyadari, alih-alih mencari dan terus mencari, mengapa tidak kita berusaha menciptakannya? Beberapa penerbit melakukan seminar, pelatihan, proyek buku dan lain-lain. Tetapi adakah cara yang lain?

Kemudian mas A.S Laksana, Pemimpin Redaksi Moka Media, memberikan usul: mentoring.  Ibarat  perguruan silat, seorang mentor akan mentransfer ilmu menulisnya dalam jangka waktu tertentu dan membantu menciptakan naskah novel yang layak terbit di Moka Media.

Maka dimulailah pencarian itu.

Dari masa pendaftaran yang singkat, kami mendapatkan sekitar 70-an calon peserta. Saya kemudian menyortirnya menjadi 18 peserta, menurunkannya menjadi 11, hingga menjadi 2 peserta. Satu peserta dari dalam kota (Jakarta) dan satu dari luar kota.

Cara saya memilih peserta sederhana saja. Saya mencari peserta yang telah mampu mengekspresikan tulisan mereka dengan baik. Saya juga mencari penulis yang idenya unik dan mampu saya bimbing. Artinya, saya tidak mungkin membimbing penulis sastra (misalnya) karena saya tidak mengetahui sastra. Dan terakhir, saya mencari mereka yang tampil di social media seperti blog, twitter dan facebook. 

Dari semua peserta yang masuk, saya akhirnya memilih AHMAD JULIARDI (Bekasi) dan ASTRID NURHASANAH (Semarang). Keduanya  saya anggap mampu bercerita dengan baik dan memiliki ide yang unik.

Dan kamu pasti bertanya-tanya, apa uniknya ide mereka sampai mereka yang dipilih?

Jawabannya ada di artikel berikutnya.

Oh, ya. Sebelum itu, ini tulisan peserta mentoring tentang pertemuan pertama mereka. 

Juliardi Ahmad:
Beberapa waktu lalu, kehadiran perdana saya di kantor Mokamedia/ Wahyumedia disambut hangat dan menyenangkan. Seru! Nggak pernah menyangka, para editor yang selama ini namanya hanya saya temukan di lembar ucapan terimakasih sebuah novel atau di lembar keterangan terbit, saat itu saya bisa bertatap muka langsung. Mereka keren!
Lebih lengkapnya di sini:

Astrid Nurhasanah:
“Bersahabatlah dengan penjual minyak wangi, maka kita akan menerima percikan wanginya. Manakala bersahabat dengan tukang besi, percikan apinya akan mencarikkan baju kita.”
Lebih lengkapnya di sini: