Catatan Dunia Menulis dan Kreativitas

25 June 2014

5 Cara Menjaring Ide dari Buku dan Film

2:28 AM Posted by dee 6 comments


Bagi banyak orang, menemukan ide adalah hal yang paling sulit di dunia ini. Bagi orang-orang seperti Stephen King, ide tidak lebih mahal dari garam dapur. Ini karena bagi orang seperti Stephen King, ide hanyalah langkah awal, langkah kecil dari sebuah proses menulis yang panjang. Ide bisa datang dan pergi begitu saja. Ide bisa naik dan tenggelam.  Ide bisa menjadi cerita yang bagus atau jelek di tangan seseorang. Tidak pernah ada jaminan.

Oke. Terserah deh Stephen King mau bilang ide itu murah. Masalahnya, gimana kita mau membuat novel atau cerita kalau menemukan ide saja kita kesulitan?

Ada dua ‘cara’ yang pernah saya gunakan untuk menemukan ide menulis saya. Cara ini mungkin Anda semua sudah pernah mendengarnya, tetapi seberapa sering Anda menggunakannya untuk menjaring ide Anda?
MEMBACA BUKU UNTUK MENCARI SEBUAH IDE
Cara pertama adalah dengan membaca buku.  Bukan sekedar buku, tetapi buku yang bisa merangsang otak Anda, membuat Anda cemburu karena buku itu begitu bagus atau bahkan  membuat Anda ingin melempar buku itu dan berkata pada diri Anda, Anda bisa menulis sepuluh kali yang lebih baik dari buku tersebut. Pernahkah Anda?

Saya pernah. Ketika saya membaca Time Traveller’s Wife karya Audrey Niffenegger, saya tersentak. Buku itu begitu bagus hingga saya berharap saya yang mendapatkan ide tersebut, saya yang menuliskannya. Bahkan bisa dikatakan gaya mbak Audrey menulis, memengaruhi naskah yang sedang saya garap.

Stephen King berkata, bacalah buku yang bagus dan jelek. Buku yang bagus akan memicu Anda untuk lebih baik sementara buku yang jelek akan membuat Anda merasa lega karena tulisan Anda ternyata tidak sejelek itu. Kalau buku jelek itu bisa terbit, kenapa buku Anda tidak?

Jadi, bacalah buku yang bagus dan yang jelek. Mungkin Anda tidak akan langsung menemukan karya yang membuat Anda mak nyuzz tetapi, percaya pasti ada. Akan ada satu buku yang bikin Anda geregetan.

Cara kedua adalah, curilah plotnya. Yup, saya mengajarkan Anda mencuri. Curi plot yang Anda baca dari buku terkenal dan kemudian ubah segalanya. Ganti genrenya (roman menjadi detektif, misteri menjadi komedi dan lain-lain). Ubah settingnya. Gabung dengan plot buku lain. Lakukan semua yang Anda bisa untuk  menutupi  ‘kejahatan’ Anda. 

Karena apa? Karena tidak ada yang original di dunia ini lagi. Semua plot yang ada di dunia ini pernah ditulis sebelumnya. Yang bisa Anda lakukan adalah menambahkan sisi yang baru, yang mungkin belum pernah ditulis sebelumnya.  Anda protes dan menganggap ini tidak beretika? Umm, tahukah Anda kalau Naruto terinspirasi dari Harry Potter? Dan berapa banyak cerita di dunia ini yang memakai formula Cinderella? Romeo dan Juliet?

MENCARI IDE DARI FILM

Cara lain mendapatkan ide adalah dengan menonton film. Saya sering sekali menyarankan murid untuk membaca film. Mengapa? Karena menonton film hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari dua jam, sementara buku mungkin memakan waktu yang lebih dari itu.

Sama seperti buku, carilah film yang bisa menginspirasi Anda. Salah satu film yang paling menginspirasikan saya adalah Inception. Saya begitu tergila-gila dengan konsep mimpinya hingga saya menulis skenario tentang pembunuhan di dunia mimpi. Meski genrenya berbeda (satu science fiction, satu misteri), saya rasa orang dengan mudah tahu darimana saya mendapatkan idenya. Tetapi itu tidak masalah, bukan?

Film (atau lebih tepatnya drama) yang menginspirasi saya adalah Secret Garden (Korea).  Saya begitu menyukai kisah pengorbanan tokoh utamanya hingga saya merasa, saya harus, membuat cerita saya bisa mencapai level pengorbanan seperti itu. Jadi, sementara drama itu diputar di depan mata saya, tangan saya sibuk mencorat-coret di atas kertas. Saya merancang dunia fiksi saya. Aneh memang kalau dipikir.
Jadi, saat Anda mulai membaca atau menonton film, coba pikirkan hal-hal berikut ini untuk merangsang ide Anda.

  1. Apa hal yang bisa saya pelajari dari buku/film ini?
  2. Apa hal yang bisa saja ubah, saya acak-acak, saya putar-balikkan dari buku ini?
  3. Bagaimana kalau awalnya diubah atau endingnya diganti? Cerita apa yang akan tercipta?
  4. Bagaimana kalau settingnya saya ganti, (contoh) bukan di New York tetapi di pedalaman Papua?
  5. Bagaimana kalau tokoh utamanya justru tokoh yang tidak penting dalam cerita tersebut? Seperti apa cerita berlangsung dari sudut pandangnya?