Bagaimana cara mendapatkan penulis yang bagus? Ini adalah
salah satu pertanyaan besar yang saya pikirkan sejak pertama kali saya menjadi
editor. Dan mungkin, ini juga salah satu pertanyaan besar penerbit Indonesia.
Saat saya mencari penulis, saya ingin bukan sekedar penulis yang tahu bagaimana merangkai kalimat dengan baik. Ia juga harus mampu bercerita dengan baik. Hal terakhir inilah yang tidak mudah saya temukan. Ada penulis yang mampu menulis dengan baik, tetapi tidak mampu bercerita dengan baik. Sebaliknya, ada penulis yang tahu merangkai cerita dengan baik, tetapi tidak mampu menulis dengan baik.
Perpaduan keduanya sungguh sulit ditemukan.
Kemudian saya menyadari, alih-alih mencari dan terus mencari, mengapa tidak kita berusaha menciptakannya? Beberapa penerbit melakukan seminar, pelatihan, proyek buku dan lain-lain. Tetapi adakah cara yang lain?
Kemudian mas A.S Laksana, Pemimpin Redaksi Moka Media, memberikan usul: mentoring. Ibarat perguruan silat, seorang mentor akan mentransfer ilmu menulisnya dalam jangka waktu tertentu dan membantu menciptakan naskah novel yang layak terbit di Moka Media.
Maka dimulailah pencarian itu.
Dari masa pendaftaran yang singkat, kami mendapatkan sekitar 70-an calon peserta. Saya kemudian menyortirnya menjadi 18 peserta, menurunkannya menjadi 11, hingga menjadi 2 peserta. Satu peserta dari dalam kota (Jakarta) dan satu dari luar kota.
Cara saya memilih peserta sederhana saja. Saya mencari peserta yang telah mampu mengekspresikan tulisan mereka dengan baik. Saya juga mencari penulis yang idenya unik dan mampu saya bimbing. Artinya, saya tidak mungkin membimbing penulis sastra (misalnya) karena saya tidak mengetahui sastra. Dan terakhir, saya mencari mereka yang tampil di social media seperti blog, twitter dan facebook.
Dari semua peserta yang masuk, saya akhirnya memilih AHMAD JULIARDI (Bekasi) dan ASTRID NURHASANAH (Semarang). Keduanya saya anggap mampu bercerita dengan baik dan memiliki ide yang unik.
Dan kamu pasti bertanya-tanya, apa uniknya ide mereka sampai mereka yang dipilih?
Jawabannya ada di artikel berikutnya.
Oh, ya. Sebelum itu, ini tulisan peserta mentoring tentang pertemuan pertama mereka.
Juliardi Ahmad:
Astrid Nurhasanah:
Saat saya mencari penulis, saya ingin bukan sekedar penulis yang tahu bagaimana merangkai kalimat dengan baik. Ia juga harus mampu bercerita dengan baik. Hal terakhir inilah yang tidak mudah saya temukan. Ada penulis yang mampu menulis dengan baik, tetapi tidak mampu bercerita dengan baik. Sebaliknya, ada penulis yang tahu merangkai cerita dengan baik, tetapi tidak mampu menulis dengan baik.
Perpaduan keduanya sungguh sulit ditemukan.
Kemudian saya menyadari, alih-alih mencari dan terus mencari, mengapa tidak kita berusaha menciptakannya? Beberapa penerbit melakukan seminar, pelatihan, proyek buku dan lain-lain. Tetapi adakah cara yang lain?
Kemudian mas A.S Laksana, Pemimpin Redaksi Moka Media, memberikan usul: mentoring. Ibarat perguruan silat, seorang mentor akan mentransfer ilmu menulisnya dalam jangka waktu tertentu dan membantu menciptakan naskah novel yang layak terbit di Moka Media.
Maka dimulailah pencarian itu.
Dari masa pendaftaran yang singkat, kami mendapatkan sekitar 70-an calon peserta. Saya kemudian menyortirnya menjadi 18 peserta, menurunkannya menjadi 11, hingga menjadi 2 peserta. Satu peserta dari dalam kota (Jakarta) dan satu dari luar kota.
Cara saya memilih peserta sederhana saja. Saya mencari peserta yang telah mampu mengekspresikan tulisan mereka dengan baik. Saya juga mencari penulis yang idenya unik dan mampu saya bimbing. Artinya, saya tidak mungkin membimbing penulis sastra (misalnya) karena saya tidak mengetahui sastra. Dan terakhir, saya mencari mereka yang tampil di social media seperti blog, twitter dan facebook.
Dari semua peserta yang masuk, saya akhirnya memilih AHMAD JULIARDI (Bekasi) dan ASTRID NURHASANAH (Semarang). Keduanya saya anggap mampu bercerita dengan baik dan memiliki ide yang unik.
Dan kamu pasti bertanya-tanya, apa uniknya ide mereka sampai mereka yang dipilih?
Jawabannya ada di artikel berikutnya.
Oh, ya. Sebelum itu, ini tulisan peserta mentoring tentang pertemuan pertama mereka.
Juliardi Ahmad:
Beberapa waktu lalu, kehadiran perdana saya di kantor Mokamedia/ Wahyumedia disambut hangat dan menyenangkan. Seru! Nggak pernah menyangka, para editor yang selama ini namanya hanya saya temukan di lembar ucapan terimakasih sebuah novel atau di lembar keterangan terbit, saat itu saya bisa bertatap muka langsung. Mereka keren!Lebih lengkapnya di sini:
Astrid Nurhasanah:
“Bersahabatlah dengan penjual minyak wangi, maka kita akan menerima percikan wanginya. Manakala bersahabat dengan tukang besi, percikan apinya akan mencarikkan baju kita.”Lebih lengkapnya di sini:
keren banget kak blognya saya suka
ReplyDeletecara top up ovo di alfamart