Catatan Dunia Menulis dan Kreativitas

20 September 2010

7 Kebiasaan Buruk Penulis yang sering dipelihara!

8:58 PM Posted by dee , No comments
Tidur tidak akan menambah jumlah halaman tulisan Anda. :D
Sebagai penulis, atau mungkin calon penulis, kamu pasti punya sejumlah kebiasaan. Ada yang baik dan ada juga yang buruk. Cobalah untuk mengenali sejumlah kebiasaan buruk penulis dan menghancurkannya. Ini semua demi diri penulis kamu yang lebih baik. Kebiasaan buruk penulis itu antara lain:
  1. Tidak disiplin. Ini adalah adalah kebiasaan buruk penulis yang utama. Karena kamu pikir kamu seniman, kamu punya hak untuk tidak disiplin. Salah besar. Banyak penulis besar yang memasang waktu khusus untuk menulis. Ada ide atau tidak, mereka harus ada di depan komputer dan menulis. Selain itu, jika kamu malas, kamu tidak akan menepati tenggat waktu. Penerbit bisa jadi enggan menggunakan kamu lagi.
  2. Menunggu mood menulis. Kalau kamu harus menunggu suasana hati yang tepat untuk menulis, kamu akan sulit menemukannya. Selalu ada hal yang dapat mengganggu kamu: tetangga kamu yang sibuk memasang petasan, adik kamu yang menangis atau bahkan bajaj yang tak henti-hentinya lewat di depan rumah. Jadi kapan kamu bisa menulis? Sebenarnya, kamu perlu melanjutkan kebiasaan buruk penulis ini. Kamu bisa menulis kapanpun tanpa menunggu mood. Katakan saja pada dirimu: Saya mau menulis sekarang. Sekarang adalah mood yang tepat untuk menulis. Otak saya akan mengeluarkan ide-ide yang brillian.
  3. Terlalu sibuk. “Aduh, saya terlalu sibuk kerja.” Atau “tugas kuliah ini terlalu berat.” Kalau kamu memang benar-benar berniat menjadi penulis, tidak ada alasan mempertahankan kebiasaan buruk penulis ini. Karena jika kamu menundanya sekarang, besar kemungkinan kamu akan terus menundanya.
  4. Takut idenya tidak orisinil. Kebiasaan buruk penulis ini lahir karena kita ingin menjadi sempurna, ingin menjadi yang pertama. Padahal di dunia ini, semua ide pasti pernah terpikirkan oleh penulis. Yang bisa kita lakukan adalah mengolah ide itu dengan lebih baik dibandingkan sebelumnya.
  5. Meniru ide orang lain. Kamu pikir karena Stephanie Meyer bisa kaya dengan menulis tentang vampir, kamu juga akan sukses menulis tentang vampir. Nyatanya, dengan melakukan kebiasaan buruk penulis ini, kamu hanyalah seorang pengekor. Atau bisa jadi saat buku vampir kamu selesai, trend buku sudah mengarah ke tema yang lainnya.
  6. Enggan mencatat ide dan berpikir akan mengingatnya. Kamu punya ide akan tetapi kamu sedang berada di dalam angkutan umum. Jadi kamu putuskan untuk menulis ide itu nanti saja di rumah. Salah! Ini adalah kebiasaan buruk penulis yang harus dibuang karena bisa jadi, kamu kehilangan ide saat kamu menundanya. Karena itu selalu sediakan bolpen dan kertas.  Kamu tidak pernah tahu kapan ide kamu datang.
  7. Takut hasilnya tidak sempurna. Kebiasaan buruk penulis ini lahir dari keinginan kamu untuk sempurna. Kamu terus merevisi berkali-kali. Tapi sadarkah kamu bahwa tidak ada gading yang tidak retak? Karenanya, cukup sampai kamu puas (atau sedikit puas) dan kemudian kirim hasilnya ke penerbit. Mereka akan memberikan masukan yang mungkin tidak kamu pikirkan sebelumnya.

Makanya, sebelum kebiasaan itu mendarah daging, hentikanlah. Ubah kebiasaan buruk penulis dalam dirimu dan jadilah penulis yang lebih baik!

11 September 2010

6 Cerita Rakyat Indonesia Terbaik bagi Anak Anda.

6:32 PM Posted by dee 7 comments
Anak Anda minta didongengkan sebelum tidur dan Anda meraup buku cerita rakyat terdekat yang bisa Anda Apa yang Anda dongengkan? Cerita rakyat Hansel dan Gretel yang memanggang nenek sihir? Oh tidak. Tentu Anda tidak ingin anak Anda bermimpi buruk, bukan?

Di sini saya memilih sejumlah cerita rakyat yang baik untuk diceritakan kepada anak Anda. Cerita rakyat tersebut mengandung moral pembelajaran yang baik serta memiliki jalan cerita yang menarik bagi anak-anak.


Beberapa cerita rakyat Indonesia yang baik untuk anak (menurut saya) adalah:


6. Malin Kundang (Sumatera Barat) atau Batu Menangis (Kalimantan Barat). 
Cerita rakyat yang amat terkenal ini selalu menjadi sumber pembelajaran yang baik agar anak tidak durhaka pada orang tuanya. Anak Anda juga dapat melihat dampak buruk bersikap sombong. Hanya saja kalau kita mau jujur, apakah orang tua Malin Kundang juga baik karena tega mengutuk anaknya?


5. Bawang Merah Bawang Putih (Jawa Tengah) atau Burung dan Semangka (Kalimantan Selatan). 
Cerita rakyat ini juga sama terkenalnya dengan kisah malin kundang. Kita selalu bisa belajar tentang orang-orang sabar dan jujur yang akhirnya menemukan kebahagiaan. Cinderella ala Indonesia ini juga akan disukai oleh anak perempuan. Meski bukan berupa kisah Cinderella, Burung dan Semangka memiliki alur yang sama dengan Bawang Merah Bawang Putih.


4. Beribu Kandung Seekor Kucing (Jambi). 
Singkatnya ini adalah kisah dua anak yang tidak terima karena memiliki ibu kandung seekor kucing dan memutuskan untuk mencari penggantinya. Saya menyukai cerita rakyat ini karena memiliki alur kisah pencarian yang menarik dan memiliki kisah moral yang menarik. Anak-anak dapat belajar bersyukur dan bahwa apa yang mereka miliki merupakan yang terbaik bagi mereka. 


3. Si Kancil (Jawa). 
Makhluk mirip rusa ini dikenal cerdik dalam mengatasi musuh-musuhnya seperti Pak Tani, Buaya atau Harimau. Meskipun demikian, berhati-hatilah dalam memilih episode si kancil agar si kecil Anda mampu membedakan kecerdikan dengan keculasan. Salah satu episode favorit saya adalah saat si kancil menghadapi buaya.


2. Rusa dan Si Kulomang (Maluku Utara). 
Ini adalah versi lokal untuk kisah perlombaan antara kelinci dan kura-kura. Cerita rakyat Indonesia ini bukan saja menegangkan, tetapi juga mengajarkan moral yang baik bagi anak-anak. Ketekunan menjalani sesuatu lebih baik daripada terburu-buru dan kemudian berhenti di tempat.


1.Timun Mas (Jawa Tengah). 
Jika saya hanya boleh memilih satu cerita rakyat yang didongengkan kepada anak-anak, saya akan memilih kisah tentang Timun Mas. Timun Mas memiliki segalanya. Musuh yang sulit untuk dikalahkan (raksasa), konflik antara timun mas dan raksasa dan yang paling penting, mengajarkan pada anak-anak keberanian untuk melawan kejahatan.


Inilah bekal pilihan Anda untuk mendongengkan pada anak Anda. Di luar ini, tentu saja masih ada cerita rakyat Indonesia yang menarik untuk diceritakan. Hanya saja pastikan Anda membacanya secara tuntas sebelum memutuskan untuk menceritakannya. Selamat mendongeng!